Kemacetan Parah di Jalur Pantura Cirebon pada H+7 Lebaran 2025

CIREBON – Jalur Pantura Cirebon mengalami kemacetan parah pada H+7 Lebaran 2025, terutama arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah. Kemacetan ini terjadi sepanjang 15 kilometer (KM) di jalur arteri tersebut.
Faktor Penyebab Kemacetan
Berdasarkan pantauan pada Senin (7/4/2025) siang sekitar pukul 11.00 WIB hingga saat ini, arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah di jalur Pantura Cirebon mengalami kepadatan. Kemacetan parah terjadi dari sekitar Gerbang Tol (GT) Palimanan 4 hingga Simpang 3 Palimanan, dengan laju kendaraan yang tersendat.
Kemacetan semakin parah dari Simpang 3 Palimanan menuju kawasan Plumbon, Weru, hingga Kedawung. Kecepatan kendaraan di sepanjang jalan tersebut berkisar antara 0-15 KM per jam, membuat perjalanan menjadi lambat dan tidak lancar.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan antara lain:
- Penyempitan Jalan: Lebar jalan yang sebelumnya dua lajur menjadi satu lajur, terutama di kawasan Palimanan.
- Pelanggaran Lalu Lintas: Banyak pengendara yang menerobos pembatas jalan di Simpang 3 Palimanan, menyebabkan kendaraan dari arah Jakarta menuju Majalengka menghambat arus lalu lintas ke Cirebon dan Jawa Tengah.
- Putaran Balik Ilegal: Banyaknya putaran balik yang dijebol oleh warga lokal dan ‘pak Ogah’ turut memperparah kemacetan.
- Aktivitas Warga Lokal: Di kawasan Weru, aktivitas warga yang tinggi di sepanjang jalan juga berkontribusi terhadap kepadatan lalu lintas.
Kemacetan di Arah Berlawanan
Tidak hanya kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah, kendaraan dari arah Jawa menuju Jakarta juga mengalami kemacetan di beberapa titik, terutama di kawasan Weru, Plumbon, dan Palimanan. Kemacetan ini dipicu oleh banyaknya putaran balik ilegal yang dibuat oleh warga lokal dan ‘pak Ogah’. Meski demikian, tingkat kemacetan di jalur ini tidak separah arus yang menuju Jawa Tengah.
Arus Balik Masih Ramai
Hingga saat ini, arus pemudik yang hendak kembali ke Jakarta masih cukup tinggi. Terutama bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor, banyak di antaranya membawa muatan berlebih, baik barang maupun penumpang. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan serta memperlambat laju kendaraan di jalur Pantura Cirebon.
Diperlukan langkah-langkah strategis dari pihak terkait untuk mengatasi kemacetan ini, seperti pengawasan ketat terhadap pelanggaran lalu lintas dan penutupan putaran balik ilegal guna memperlancar arus kendaraan. Selain itu, sosialisasi kepada pemudik mengenai jalur alternatif juga dapat membantu mengurangi kepadatan di jalur utama.